Tim Tinombala kembalikan Andhika Putra kepad orangtuanya

id Tinombala

Tim Tinombala kembalikan Andhika Putra kepad orangtuanya

Andhika Putra dan ibunya di Agam, Sumatera Barat, setelah diserahkan oleh tim Operasi Tinombala. (Antarasulteng.com/Istimewa)

Jenazah Sobron juga sudah diambil keluarga
Palu (antarasulteng.com) - Tim Operasi Tinombala telah mengembalikan Andhika Putra (16 tahun) yang ditangkap di Dusun Tamanjeka, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, saat hendak naik ke Gunung Biru untuk bergabung dengan Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso pada Minggu, 18 September 2016.

"Tim kita sudah menyerahkan Andhika Putra kepada orang tuanya Netri Laylis di Nagari Parampuang, Kecamatan Ampe Angke, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Selasa (27/9)," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto di Palu, Kamis.

Andhika telah menjalan pemeriksaan mengenai tujuannya ke Gunung Biru dan diputuskan untuk dikembalikan kepada orang tua kandungnya agar mendapat pembinaan mental dan spiritual yang baik, apalagi karena usianya masih sangat muda.

Andhika diamankan aparat Satgas Tinombala di Dusun Tamanjeka pada Minggu (18/9) saat hendak naik ke Gunung Biru yang selama ini dikenal sebagai markas persembuyian dan latihan militer jaringan teroris pimpinan Santoso yang juga pimpinan Mujahiddin Indonesia Timur (MIT).

Andika diketahui nekat ke Poso karena ajakan seorang teman yang dikenalnya melalui media sosial facebook.

Dari penangkapan yang bersangkutan, satgas Tinombala mengamankan sejumlah barang bukti berupa 11 lembar baju, 5 buah celana pendek, 1 sendal jepit, 1 tas ransel, 1 pasang sepatu dan 1 pasta/sikat gigi.

Saat ditangkap, Andika tak mempunyai KTP karena telah diambil oleh orang yang membawanya dan mengaku sebagai mantan anggota Kelompok MIT. 

Dari tangan Andika, diamankan pula uang tunai Rp86.000 yang diakui sebagai pemberian mantan Anggota MIT yang tidak dikenalnya namun berhasil membawanya ke Poso. 

Sementara itu, jenazah terduga teroris jaringan Santoso bernama Adji Pandu Suwotomo alias Sobron yang tertembak mati di Poso, Senin (19/9), dan disimpan di RSU Bhayangkara, sudah dijemput keluarganya pada Rabu (28/9) untuk dimakamkan.

Sobron merupakan DPO yang tertembak oleh tim Satgas operasi Tinombala, diduga merupakan anak buah Abu Wardah alias Santoso, pimpinan Mujahidin Indonesi Timur(MIT).

Sobron diduga masuk dalam kelompok Basri alias Bagong alias Bang Ayas alias Opa bersama Nurmi Usman, istri Basri dan Andika Eka Putra alias Hilal yang tewas terseret arus sungai Puna di Kecamatan Poso Pesisir Selatan.