Pelatih Karate Sulteng Puas Atas Hasil PON

id karate

Pelatih Karate Sulteng Puas Atas Hasil PON

Pelatih Karate Sulteng Kristo Mondolu (tengah baju kous putih) saat merebut medli perak di final PON XVIII Riau 2012. (ist)

Sebagai pelatih saya puas dengan hasil yang dicapai atlet karate di PON Jabar. Mereka sudah memberikan yang terbaik bagi daerah ini
Palu,  (antarasulteng.com) - Pelatih cabang olahraga karate Sulawesi Tengah, Kristo Mondolu mengaku cukup puas atas prestasi para atlet binaanya pada PON XIX di Jawa Barat, yang ditutup Wapres HM. Jusuf Kalla di Bandung, Kamis (29/9) malam.

"Sebagai pelatih saya puas dengan hasil yang dicapai atlet karate di PON Jabar. Mereka sudah memberikan yang terbaik bagi daerah ini," kata Kristo saat dihubungi di Kota Palu, Jumat.

Kristo yang mantan atlet nasional dan memiliki segudang prestasi di tingkat nasional dan internasional itu mengatakan target yang diberikan oleh Ketua Umum Pengda Forki Sulteng H. Ahmad H. Ali adalah tiga medali.

"Tiga medali yang ditargetkan itu tidak ditentukan harus emas, perak atau perunggu meski berharap meraih emas. Kita bisa menyumbangkan tiga medali, masing-masing satu perak dan dua perunggu," ujarnya.

Impian untuk bisa meraih medali emas, kata Kristo, gagal diperoleh karena berbagai faktor.

Anak kedua dari Yos Mondolu yang juga mantan pesepakbola di Kota Palu itu mengatakan penyebab paling utama adalah menyangkut persiapan yang kurang.

Menurut dia, atlet Sulteng mengikuti pelatda sentralisasi hanya tiga bulan, sementara atlet daerah lain yang rata-rata mengukir prestasi cemerlang memiliki waktu persiapan smapai empat tahun.

"Bagaimana mungkin atlet kita yang hanya menjalani penggodokan selama tiga bulan bisa mengalahkan atlet yang berlatih selama empat tahun," ujarnya.

Karena itu, Kristo berharap pemerintah daerah dan KONI sebagai induk organisasi olahraga tertinggi di daerah ini untuk sungguh-sungguh mulai mempersiapkan diri sejak jauh hari sebelum pelaksanaan PON XX di Papua pada 2020.

Ia mengatakan strategi yang harus dilakukan KONI Sulteng untuk bisa meningkatkan prestasi di PON mendatang adalah evaluasi presatsi di tiap cabang.

Misalkan, jika KONI menargetkan untuk merebut empat medali emas di PON XX, maka KONI harus memilih empat atau lebih cabang yang berprestasi terbaik di PON XIX untuk dibina secara intensif hingga matang dan profesional sejak sekarang ini.

"Ini yang dilakukan sejumlah daerah sehingga mereka mencapai hasil yang bagus," katanya.

Jadi, kata dia, masa penggodokan yang harus dilakukan jauh-jauh hari, bukan nanti PON sudah dekat barulah ditetapkan waktu pelatda terpusat.

Sebenarnya, jika mau jujur, keberhasil atlet yang meraih medali di PON kali ini karena kepedulian setiap pengurus cabang olahraga yang melakukan pemusatan latihan daerah berjalan.

Menurut saya, keberhasilan atlet Sulteng meraih empat medali perak dan tujuh perunggu, itu semua karena perjuangan keras dari setiap pengda cabang olahraga.

Kristo sangat berharap KONI Sulteng segera membuat terobosan baru dengan menyusun strategi memprioritaskan cabang-cabang yang telah mengukir prestasi di PON.

"Bukan mengesampingkan cabang lainnya, tetapi kenyataannya kita sudah bisa mengukur cabang mana yang berperstasi. Apalagi, butuh dana besar untuk meningkatkan pembinaan prestasi, sementara dana yang diberikan pemerintah setiap tahun anggaran untuk pembinaan olahraga di Sulteng sangat minim," ujarnya.

Karena itu, agar dengan dana terbatas itu bisa efektif menghasilkan prestasi, maka KONI perlu memprioritraskan cabang yang berprestasi saja untuk dibina.

"Saya yakin jika strategi itu dilakukan KONI Sulteng, PON XX di Papua, peringkat Sulteng dalam perolehan medali akan naik secara signifikan," demikian Kristo Mondolu.