Buta Aksara Sulteng Di Bawah Nasional

id longki

Buta Aksara Sulteng Di Bawah Nasional

Drs. Longki Djanggola, MSi (humas)

Saya sangat mengapresiasi semua pihak yang telah terlibat baik pemerintah maupun non-pemerintah yang telah bekerja untuk memberikan kepedulian terhadap pembangunan manusia di daerah tersebut
Palu,  (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan program penuntasan buta aksara di daerahnya telah berhasil menurunkan angka keaksaraan di daerah ini menjadi lebih rendah dari angka nasional.

"Angka keaksaraan (buta aksara) Sulteng saat ini sudah mencapai 3,11 persen, sedangkan angka nasional 3,44 persen," katanya pada puncak acara Hari Aksara Internasional tingkat nasional di Kota Palu, Kamis.

Dengan angka itu, kata gubernur dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bunga Elim Somba, provinsi yang dipimpinnya kini telah keluar dari daerah yang padat buta aksara.

"Angka melek aksara Sulawesi Tengah usia 15-59 tahun saat ini berada di atas rata-rata nasional, atau keluar dari daerah padat buta aksara, yang menggambarkan kemajuan pembangunan manusia di bidang pendidikan," ungkap Longki.

Gubernur menjelaskan bahwa dari tahun-ke tahun angka melek aksara selalu mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 mencapai 96,48 persen, tahun 2014 menjadi 96,72 persen dan tahun 2015 naik lagi menjadi 96,89 persen.

Gubernur berharap prestasi tersebut terus dipertahankan dengan melibatkan semua pihak untuk terus berpartisipasi menuntaskan buta aksara di provinsi itu dengan program-program pendidikan formal dan non-formal yang maksimal.

Gubernur juga meminta bupati dan wali kota serta seluruh Dinas Pendidikan provinsi dan kabupatenkota untuk berperan aktif untuk terus meningkatkan angka melek aksara di daerah tersebut.

"Saya sangat mengapresiasi semua pihak yang telah terlibat baik pemerintah maupun non-pemerintah yang telah bekerja untuk memberikan kepedulian terhadap pembangunan manusia di daerah tersebut," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Bupati Parigi Moutong menjadi satu-satunya kepala daerah di Sulteng yang menerima penghargaan dari Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani atas presatsi yang lebih di banding daerah lainnya dalam program penuntasan buta aksara.

Sebelumnya, Direktur Keaksaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini dan Pendidkan Masyarakat Kemendikbud Erman Syamsuddin menyatakan Sulteng telah keluar dari angka padat buta aksara atas hasil-hasil pemberantasan buta aksara yang telah dicapai.

Menurut Erman, berdasarkan data yang dimiliki oleh pihaknya sejak lima tahun terakhir, Sulawesi Tengah di bawah kepemimpinan Gubernur Longki Djanggola telah berhasil melaskanakan program penuntasan buta akasara.

Sebelumnya, sebut dia, Sulawesi Tengah termasuk sebagai salah satu daerah di Indonesia yang padat buta aksara, dimana masih banyak masyarakat di provinsi tersebut yang belum dapat membaca dan mengenal huruf dan bahasa Indonesia.

"Namun lima terakhir Sulteng mampu keluar dari hal itu, dengan mendorong semua pemerintah daerah di tingkat kabupaten dan kota untuk menggenjot penuntasan buta aksara lewat progra-program yang sinergis dan intens," urainya.