Buol Targetkan Populasi 50 Ribu Ternak Sapi

id sapi

 Buol Targetkan Populasi 50 Ribu Ternak Sapi

Illustrasi (ANTARANews)

Buol, Sulteng,  (antarasulteng.com) - Pemerintah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, menargetkan peningkatan populasi ternak sapi hingga 50 ribu ekor dalam kurun waktu lima tahun kedepan.

"Jumlah saat ini baru mencapai angka 17.000 ekor," kata Bupati Buol Amirudin Rauf yang dihubungi di Buol, Jumat.

Menurut bupati, program Pemkab Buol di sektor peternakan adalah terus meningkatkan jumlah populasi ternak sapi dengan mendatangkan induk-induk unggul dari luar daerah.

"Tahun 2017, Pemkab Buol tidak lagi membeli bibit sapi, namun langsung membeli induk sapi sebanyak 1.000 ekor. Kemudian akan disalurkan kepada masyarakat melalui dua skema yang telah disiapkan," ujarnya.

Skema yang akan dilaksanakan, kata Rudy, panggilan akrabnya, yakni induk sapi dipelihara oleh masyarakat kemudian anak sapi pertama menjadi milik peternak dan anak sapi kedua digulirkan kepada masyarakat yang lain.

"Induk sapi tetap berstatus milik Pemkab Buol," ujanya.

Skema kedua yakni Pemkab Buol yang akan memelihara seluruh induk sapi. Namun untuk lebih efektif, Pemkab akan mengkaji opsi skema mana yang mempunyai kemungkinan berhasil lebih besar dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

"Dengan pola itu, kami berharap dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, jumlah ternak sapi dapat mencapai 50.000 ekor," tambah Rudy yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai bupati pertengahan 2017 itu.

Ia optimistis dengan program ini, Kabupaten Buol dapat memberikan kontribusi untuk program pemerintah swasembada daging yang dicanangkan oleh Presiden Joko Wido.

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan dalam jangka waktu sepuluh tahun ke depan, Indonesia menuju Negara dengan swasembada daging.

Kunci dari keberhasilan program tersebut ialah konsistensi yang dilakukan secara terus-menerus agar memperoleh hasil yang diinginkan serta mengeluarkan semua potensi yang ada," ujar Jokowi.

Menurut Presiden, teknologi pembibitan sapi yang telah dimiliki Indonesia sudah berada pada jalurnya.

"Semuanya sudah berada pada rel yang benar, hanya sekali lagi, ini perlu konsistensi, jangan berhenti," ujarnya.

Sehingga, tidak mungkin lagi membagi-bagi sapi ke petani tanpa sebuah persiapan manajemen pengawasan dan manajemen pendampingan.