Jakarta (antarasulteng.com) - Investor yang juga miliarder George Soros, Kamis
waktu setempat, menyatakan bahwa pasar global akan goyah karena
ketidakmenentuan yang muncul dari kebijakan-kebijakan Presiden Amerika
Serikat Donald Trump.
"Saat ini ketidakmenentuan sudah berada
pada puncaknya," kata Soros kepada Bloomberg News dalam makan malam
bersama media tahunannya pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. "Saya
tak menganggap pasar akan baik-baik saja."
Harga saham di
Amerika Serikat melonjak setelah Trump memenangi Pemilu 8 November
silam. Trump akan mengucap sumpah jabatan Jumat waktu setempat atau
Sabtu dini hari WIB nanti.
"Pasar melihat Trump tengah bongkar
pasang aturan-aturan dan memangkas pajak, dan itu semua memang impian.
Impian itu telah terwujud," kata Soros.
Tetapi Trump telah
menyerukan pajak perbatasan (impor) dan menarik diri dari kesepakatan
perdagangan Kemitraan Trans Pasifik yang digagas para pendahulunya yang
merupakan di antara kebijakan politik lainnya dari dia yang tidak ada
juntrungannya dengan pertumbuhan ekonomi AS, kata Soros.
"Mustahil memprediksi bagaimana yang sebenarnya Trump akan melangkah," kata dia seperti dikutip Reuters.
Soros
yang mendirikan Soros Fund Management LLC dan kini memimpin perusahaan
yang berbasis di New York itu, adalah penyumbang besar untuk kelompok
penggalangan dana Super PAC yang mendukung calon presiden dari Partai
Demokrat Hillary Clinton, selain menyumbang kelompok-kelompok lain
pendukung Demokrat.
Secara umum, Soros menganggap Trump, "Saya
pribadi yakin dia akan jatuh. Bukan karena orang seperti saya
menginginkan dia jatuh. Tetapi karena gagasan-gagasannya yang membuat
dia sendiri secara inheren kontradiktif dan kontradiksi ini telah
benar-benar terwujud dari para penasihatnya dan kabinetnya."
Demikian
pula dengan Inggris Raya, Soros juga tidak yakin Perdana Menteri
Theresa May akan terus bertahan mengingat ada perpecahan luas dalam
pemerintahannya.
Selasa lalu May menjabarkan rencana Inggris
untuk menegosiasikan langkah keluar negara ini dari Uni Eropa. Soros
mengatakan proses itu akan panjang dan "perceraian yang pedih" akan
merugikan baik Inggris Raya maupun Uni Eropa.
Soros terkenal
menarik untung besar pada 1992 ketika dia berspekulasi bahwa
poundsterling Inggris akan jatuh jauh di bawah level normalnya saat itu
dan harus menarik diri dari Mekanisme Tingkat Mata Uang Eropa.
Mengenai
China, Soros menggapa China memiliki kepentingan dalam Eropa yang
bersatu karena pentingnya blok ini sebagai pasar ekspornya.
Dia
mengatakan Presiden China Xi Jinping yang menjadi pemimpin China pertama
yang menghadiri Forum Davos, dapat mengantarkan negaranya baik ke arah
masyarakat yang lebih terbuka maupun ke arah masyarakat yang lebih
tertutup, demi mempertahankan model pertumbuhan ekonomi yang lebih
sinambung.
"Trump harus berbuat lebih banyak untuk menjadikan
China diterima sebagai anggota utama komunitas internasional ketimbang
yang bisa dilakukan China untuk dirinya sendiri," tutup Soros seperti
dikutip Reuters.
Berita Terkait
Uni Eropa perlu capai otonomi pertahanan agar tak tergantung NATO
Senin, 12 Februari 2024 14:39 Wib
Gedung Putih kecam keras komentar Trump soal NATO
Senin, 12 Februari 2024 7:26 Wib
Dunia harus bersiap bila Trump menang Pilpres AS pada 2024
Selasa, 16 Januari 2024 7:37 Wib
Jika menang, Trump bersumpah akan hukum mati pelaku perdagangan anak
Sabtu, 22 Juli 2023 22:35 Wib
Trump tiba di New York untuk hadiri sidang dakwaan dirinya
Selasa, 4 April 2023 14:50 Wib
Twitter Inc tutup akun berafiliasi dengan medsos Trump
Jumat, 7 Mei 2021 13:16 Wib
Facebook akan kaji ulang soal periode blokir akun Donald Trump
Kamis, 6 Mei 2021 9:12 Wib
Facebook dilaporkan telah hapus video wawancara Donald Trump
Kamis, 1 April 2021 9:36 Wib