Tenun Bomba Patut Dikembangkan Sebagai Warisan Budaya

id batik, bomba

Tenun Bomba Patut Dikembangkan Sebagai Warisan Budaya

Seorang pekerja merapikan kain batik bermotif Bomba di industri kecil batik Bomba di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (11/12). Batik Bomba adalah kain batik yang bermotif khas Palu yang teknolgi pembuatannya diadopsi dari Jawa. Harga jual batik tersebut bervariasi dari Rp.90.000 hingga Rp.200.000 per l

Harapan kami batik khas Kaili itu juga bisa beredar di daerah lain di tanah air
Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Palu Sudaryano Lamangkona mengatakan tenun dengan motif batik Bomba patut terus dikembangkan sebagai warisan budaya bangsa.

Melalui berbagai panggung promosi sehingga eksistensi batik khas Kaili itu terus berkembang.

"Harapan kami batik khas Kaili itu juga bisa beredar di daerah lain di tanah air," kata Sudaryano di Palu, Selasa.

Dia mengatakan dinas yang pimpin telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat warisan budaya bangsa itu salah satunya melalui kegiatan malam pemecahan rekor gaun dengan ekor terpanjang dan motif terbanyak.

Sudaryano mengatakan sebagai organisasi perangkat daerah yang membidangi promosi wisata dan ekonomi kreatif, maka menjadi kewajiban organisasi itu memperkenalkan batik bomba di mata orang banyak sehingga diharapkan bisa bersaing di pasar batik nasional.

"Jika ini terus berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan pengrajin batik bomba bisa memproduksi prodak lebih dari seperti biasanya, artinya secara ekonomi itu bisa memberikan dampak positif," katanya.

Sebelumnya pada Sabtu (30/4) malam, tenun asli suku Kaili dengan motif bomba berhasil memecahkan rekor baru dunia yakni gaun batik bomba dengan ekor terpanjang sekitar 144 meter dan motif terbanyak sekitar 85 motif.

Gaun dengan motif bomba itu diperagakan salah seorang model peragawati potensil bernama Gyska Salsabila, siswi SMPN 1 Palu.

Penampilannya mencengangkan ratusan penonton di atrium Grand Mal di Kota Palu.

Kegiatan yang dihadiri Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID), sejumlah pejabat di Pemkot Palu, jajaran kepala sekolah dan guru SMPN 1 Palu, sejumlah tamu penting dan kedua orang tua Gyska itu membuat penonton tertegun melihat gaun yang digunakan Gyska.

Gyska menjadi pusat perhatian dengan penampilan yang memukau di hadapan para tamu undangan dan penonton.

Gyska ditemani sejumlah peragawati lokal itu beberapa kali disambut gemuruh tepuk tangan saat berlenggak di atas panggung.

Direktur LEPRID Palulus Pangka memberikan penghargaan kepada Gyska dan menyatakan peragaan busana batik bomba dengan rekor terpanjang dan motif terbanyak bukan hanya memecahkan rekor nasional, melainkan dunia.

"Karena di Indonesia Batik bomba hanya berada di satu daerah, maka penghargaan dan pemecahan rekor ini adalah pemecahan rekor dunia," katanya. (skd)