Muhyiddin, Kacab Baru BPJS Ketenagakerjaan Sulteng dan obsesinya

id BPJS

Muhyiddin, Kacab Baru BPJS Ketenagakerjaan Sulteng dan obsesinya

Muhyiddin, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palu (Antarasultent.com/BPJS Tk Palu)

Muhyiddin: kami berupaya bisa mencatat prestasi 'base over-all' tahun ini.
Palu (Antara Sulteng) - Tidak ada pelantikan dan serah terima jabatan seperti biasanya, karena setelah surat keputusan direksi diterima, ia pun langsung berkemas meninggalkan tempat tugasnya yang lama di Jawa Barat dan terbang ke Kota Palu untuk memulai tugasnya.

"Alhamdulillah, mulai 17 Juli 2017 saya sudah melaksanakan tugas sebagai Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palu," kata Muhyiddin dalam perbincangan akrab dengan lima jurnalis di Excelso Cafe Palu Grand Mal, Minggu petang.

Surat Keputusan Direksi Nomor: Kep/155/072017 sebenarnya terhitung mulai 1 Juli 2017, namun karena diperlukan waktu untuk berbenah meninggalkan jabatan lama sebagai Kabid Pemasaran Kantor Cabang Tangerang Cikokol, Jawa Barat, Indhy, panggilan akrab Muhyiddin pun baru bisa mulai melaksanakan tugas 17 hari setelah SK diterbitkan.

Ia menggantikan pososi Suarni sebagai pelaksana tugas Kacab Palu yang mengisi kekosongan jabatan karena Kacab Palu sebelumnya Zulkarnain Nasution mendapat tugas baru sebagai Kabag Pemasaran Kanwil Sulawesi dan Maluku di Makassar.

Ketika ditanya apa prioritas Indhy dalam jangka pendek ini, pria berdarah Bugis kelahiran Palopo 4 Agustus 1977 itu dengan spontan mengatakan bahwa program prioritasnya adalah meningkatkan agresifitas akuisis kepesertaan para pekerja non-formal.

Ia mengakui catatan prestasi yang ditinggalkan kacab-kacab sebelumnya merupakan tantangan tersendiri bagi dirinya untuk mempertahankan bahkan meningkatkannya.

"Namun saya sangat optimistis untuk membuat lompatan-lompatan baru karena peluang pasar masih cukup besar, sebab masih banyak sekali pekerja non-formal (bukan penerima upah) yang belum terjangkau program BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu saya juga didukung oleh staf-staf yang masih berusia muda dan penuh dedikasi serta inovatif," ujar Indhy, alumnus program pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar itu.

Salah satu obsesinya pada enam bulan ke depan adalah membukukan prestasi dengan kategori yang disebut base over-all atau sebuah prestasi yang dikualifikasikan untuk cabang yang lebih tinggi dari status Cabang Palu saat ini.

Ia memberi contoh, kalau selama ini, catatan prestasi yang diraih Cabang Palu itu berada di kelas cabang Kelas Pratama, namun tahun ini Insya Allah bisa membuat prestasi di kelas dan kualifikasi yang lebih tinggi seperti cabang Madya meski status Cabang Palu secara de-jure masih tetap Cabang Pratama.

Lelaki yang berkarir di BPJS Ketenagakerjaan - sebelumnya bernama PT (Persero) Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek) pada 2005 dengan penempatan awal di Cabang Makassar itu menyebutkan ada empat perspektif pengukuran untuk mencapai prestasi base over-all yakni terbaik dalam bidang keuangan, pelayanan pelanggan, proses internal dan pertumbuhan-pembelajaran.

"Dengan dukungan teman-teman yang masih muda, energik dan inovatif, saya yakin dan kami berkomitmen mencapai prestasi base over-all itu akhir tahun ini," ujar Indhy, ayahanda seorang putera dan dua putri dari isteri Asnita itu.

Terkait upaya akselerasi akuisisi para pekerja non-formal, Indhy mengaku sedang berupaya untuk berkomunikasi dengan Wali Kota Palu Moh. Hidayat dan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu untuk menjadi duta (ambasador) BPJS Ketenagakerjaan di daerah ini.

"Masih banyak sekali kelompok-kelompok pekerja yang rentan kesejahteraan sosial yang membutuhkan perlindungan BPJS Ketenagakerjaan dan untuk menjangkau mereka kita butuhkan pejabat-pejabat daerah seperti wali kota dan bupati untu menjadi triger untuk menjangkau kelompok tersebut, antara lain melalui penetapan ambasador BPJS Ketenagakerjaan," ujar Indhy yang didampingi Kabid Pemasarannya Fachri Idris.

Indhy sendiri mengaku sebagai pencetus program Ambassador BPJS Ketenagakerjaan di Cabang Tangerang dengan menjadikan Wali Kota Tangerang sebagai ambasador pertama di Indonesia, kemudian program ini dinasionalisasi oleh kantor pusat lalu direplikasi di banyak daerah saat ini.

Sampai saat ini, peserta BPJS Ketenagakerjaan di seluruh Sulteng  baru sekitar 75.000 orang. Dari jumlah tersebut, peserta dari kelompok bukan penerima upah (non-formal) baru belasan ribu, padahal populasi pekerja non-formal ini mencapai lebih sejuta orang.

Ia berharap dengan dukungan tujuh kantor cabang perintis yakni di Donggala, Parigi, Poso, Ampana, Luwuk, Morowali dan Buol, BPJS Ketenagakerjaan Palu bisa mengakuisisi 8.000 peserta baru sebelum akhir 2017.

Selain merekrut peserta baru, pihaknya juga bekerja keras agar peserta yang sudah terakuisi saat ini bisa terus bertahan (sustain) menjadi peserta karena sudah merasakan manfaat program serta mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari jajaran BPJS Ketenagakerjaan.