Palu Kembali Dibanjiri Buah Naga Dan Durian

id naga

Palu Kembali Dibanjiri Buah Naga Dan Durian

Buah Naga (Foto : ANTARA/Oky Lukmansyah)

Palu, (antarasulteng.com) - Kota Palu, Sulawesi Tengah saat ini kembali dibanjiri buah naga dan durian yang berasal dari sentra-sentra produksi di daerah itu.

Pantauan ANTARA, Selasa, hampir di setiap sudut dan jalan-jalan di Palu banyak terlihat penjual buah naga dan durian.

Harganya pun relatif murah. Misalkan buah naga dijual pedagang 1kg seharga Rp25.000. Sementara buah durian bervariasi antara Rp5.000 hingga Rp50.000/buah.

Menurut para pedagang buah, kedua jenis buah-buahan tersebut didatangkan dari beberapa daerah di Sulteng.

Khusus buah durian berasal dari Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong. Sedangkan buah naga selain dari petani di Kabupaten Sigi yang merupakan daerah tetangga Kota Palu, juga dari kabupaten lain di Provinsi Sulteng.

Fatimah, seorang penjual buah mengatakan, khusus buah naga tidak mengenal musim karena hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Sulteng gencar mengembangkan komoditi hortikultura.

Apalagi, kata dia, buah naga sangat bagus untuk kesehatan sehingga banyak warga membelinya.

Salah satu kegunaan bagi kesehatan adalah untuk mengobati penyakit diabetes.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng, Arief Latjuba mengatakan daerah ini sangat kaya akan berbagai jenis buah-buahan.

Hampir semua jenis buah ada di Sulteng. "Hanya buah apel yang tidak ada di Sulteng sehingga harus dipasok para pedagang dari Malang (Jatim) merupakan penghasil apel di Tanah Air," kata dia.

Tetapi buah lainnya seperti rambutan, langsat, duku, buah naga, nenas, alpokat, jeruk manis, nangka, mangga, manggis, salak, semangka, markisa dan buah pisang produksi melimpah dan tersebar di semua kabupaten dan kota di Sulteng.

Itu sebabnya, tidak heran jika banyak pedagang dari luar, terutama dari Kalimantan datang ke Palu membeli buah dan komoditi hortikultura lainnya, kemudian mereka menjual kembali di daerah itu dengan harga cukup tinggi.

Dalam sebulan, kata dia, dua kali kapal ferry dari Balikpapan merapat di Pelabuhan Taipa, Kecamatan Palu Utara untuk mengangkut penumpang maupun komoditi-komoditi pangan dan hortikultura untuk dijual di sejumlah kota di Kalimantan. (skd)