Yogyakarta (antarasulteng.com) - Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta, Raden Wahid Hanafi dan Nenny Widiani,
memanfaatkan ampas kelapa sebagai penyerap (absorben) ion logam berat
Cr(III) atau kromium.
"Kami menggunakan ampas kelapa sebagai absorben karena mengandung
selulola, manan, dan galaktomanan. Pada selulosa dan galaktomanan
terdapat situs aktif yang mampu mengikat ion logam berat," kata Raden
Wahid, di Yogyakarta, Sabtu.
Selain itu, menurut dia, ampas kelapa juga mempunyai pori-pori yang
dapat menjebak ion logam berat. Pembuatan absorben serbuk ampas kelapa
itu dibagi menjadi dua tahap.
"Tahap pertama adalah pembuatan arang ampas kelapa menggunakan
metode sangrai dan pengayakan arang ampas kelapa dengan menggunakan
ayakan 50 mesh," katanya.
Ia mengatakan, setelah pembuatan arang dengan memanfaatkan ampas
kelapa, maka tahap selanjutnya adalah menyerap logam berat Cr(III)
dengan arang tersebut.
"Cr(III) diperoleh dari larutan CrCl3. Satu gram arang ampas kelapa
dimasukkan ke dalam 25 mililiter larutan CrCl3 dengan konsentrasi 50,
100, 150, 200, dan 250 ppm," katanya.
Menurut mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu, proses
absorpsi dilakukan dengan pengadukan selama satu jam kemudian didiamkan
selama satu hari satu malam.
"Berdasarkan penelitian tersebut ampas kelapa yang dibuat menjadi
arang dapat digunakan secara efektif untuk mengabsorpsi ion logam berat
Cr(III) pada konsentrasi 100 ppm dengan konsentrasi Cr(III) terserap
sebesar 94,046 ppm dan daya serapnya sebesar 2,351 mg/g," katanya.
Ia mengatakan, ion logam Cr(III) merupakan logam berbahaya bagi
kesehatan. Ion logam Cr(III) banyak dihasilkan dari limbah buangan hasil
industri elektroplating dan penyamakan kulit.
Ion logam Cr(III) bersifat karsinogenik dan tidak dapat dicerna
oleh tubuh. Jika masuk dalam tubuh manusia ion logam Cr(III) akan
terakumulasi dalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang
berbahaya.
Berita Terkait
Akademisi Untad Tadulako: Pabrik sawit perlu dibangun di Sulteng
Jumat, 22 Maret 2024 20:04 Wib
Ahlis Djirimu, industri sawit mainkan peran sentral ekonomi daerah
Jumat, 22 Maret 2024 15:52 Wib
Bea Cukai Madura lepas ekspor serabut kelapa China
Selasa, 5 Maret 2024 9:04 Wib
Gapki siap bantu tingkatkan produksi beras melalui tumpang sari
Rabu, 28 Februari 2024 12:15 Wib
Gapki: Pers andil besar sebarkan informasi akurat industri sawit
Kamis, 22 Februari 2024 10:44 Wib
Sulteng tingkatkan keterampilan kelompok tani perbanyak kelapa genjah
Rabu, 21 Februari 2024 14:20 Wib
Pemkab Sigi: Budidaya kelapa genjah varietas raja jadi perhatian pemda
Jumat, 2 Februari 2024 13:42 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 8:19 Wib